Kamis, 17 Juli 2008

Bisa merasa daripada merasa bisa

Judul ini yang kiranya penting kali ini, ditengah ramainya pentas pesta demokrasi dengan pemilihan pemimpin dari tingkat desa sampai gubernur dan sebentar lagi pilihan presiden (Pilpres). Para calon pemimpin menawarkan solusi untuk kesejahteraan rakyat, demi kepentingan rakyat dan alasan ini itu lah pokoknya demi rakyat, bahkan ada yang berani berjanji mungkin sumpah akan membuat rakyat sejahtera.
Layaknya sebuah pesta, tuan rumah (baca : calon pemimpin) mengeluarkan dana yang tidak sedikit, untuk tingkat desa saja ada yang habis lebih dari 100 juta. Wah..bagaimana kalau presiden y……dengan tujuan terciptanya pesta yang meriah dan dia berhasil menjadi pemimpin setelah pesta tersebut.
Karena seringya pesta maka apabila tidak ada pesta akan terasa hambar dan sepi sehingga makanan gratis, baju gratis, tontonan gratis, pembagian sembako tidak lagi ada. Yang ada tinggal tagih janji dari kalangan mahasiswa , LSM, dan seringya yang dulunya tuan rumah pesta sekarang menjadi tuan rumah rutan salemba. Kenapa bisa seperti itu ? saya kira saudara tahu alasanya !!!
Saya contohkan : kemiskinan meningkat. Banyak orang yang mengatakan bahwa kemiskinan tercipta karena kebijakan pemerintah yang tidak merakyat. Ada juga yang mengatakan rakyat tifak punya skill yang mumpuni dll. Terus dimana janji pemimpin dulu ketika belum terpilih ?
Cerita Dari Krakal. Ketika saya berjalan-jalan di daerah Krakal (tempat kelahiran saya) saya melihat begitu banyak orang yang dulunya semangat bekerja, semangat menghadapi hidup sekarang tampak tunduk lesu dan seperti mengalah kepada dunia, tidak kuat dengan cekekan kemiskinan yang membelenggu. Ada seorang anak yang memimpikan sepeda onthel dan minta ayahnya membelikanya namun apa boleh buat kemiskinan memaksa ayah hanya berkata , ” jangan sekarang, ayah lagi tidak punya uang.” Beruntung anak kecil itu, tidak lama kemudian sekitar setengah tahun. Ayahnya membelikanya sepeda meskipun bekas yag seharga 100rb dan ukuran harga sepeda seperti itu yang baru sekitar 1 jt. Bayangkan seperti apa bentuknya ?. ternyata keadaan seperti makin banyak dikalangan masyarakat bahkan dengan frequensi yang tinggi.
Sementara itu, wakil rakyat sibuk mempersiapkan kampanye demi kepentingan eksistensi mereka di kursi empuk DPR. Dan mahasiswa sibuk dengan demo karena merasa dikerdilkan, didzolimi oleh DPR dan Pemerintah. Anehnya, mereka baik mahasiswa atau wakil rakyat merasa dirinya benar dan apa yang dilakukan itulah yang terbaik bagi rakyat. Dan akhirnya keributan terjadi, POLISI pun datang sebagai hero namun malah menjadi zero kerana menjadi korban kekerasan mahasiswa dan intimidasi dari DPR.
Bagaimana lagi sekarang, hanyalah koreksi diri bagi semua pihak, lebih baik bisa merasa daripada merasa bisa. Tataplah dengan hati yang lapang, tenang. Berusaha sadar Karena sebenarnya manusia tempatnya salah dan lupa. Cobalah fokus dengan janji yang telah terucap dulu. Konsentrasilah dengan apa yang telah dikampanyekan. Mahasiswa yang lagi student government ya belajarlah dari government yang bagus contohlah Iran, jangan sebentar-bentar negative think dan langsung turun ke jalan.
Alhamdullillah kita punya semboyan ajaib, yaitu lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Dan kata M H ainun najib. Mumpung jembar karangane mumpung Indonesia masih luas, masih ada kesempatan untuk membangun Indonesia sebagai macan dunia. ALLAHUAKBAR !!!

Tidak ada komentar: